Monday, September 26, 2011

H minus empat

Seminggu ini badan ga enak, meriang bin deg-degan. Hari H sudah mulai di depan mata, kurang empat hari lagi. Ga berasa bentar lagi hari itu datang. Persiapan udah semuanya, smua udah selesai. InsyaALLOH nanti semuanya lancar dan sesuai rencana..Aamiin.

Yang cukup bikin deg-degan adalah undangan. Walo udah disiapin dari 2 bulan yg lalu, ternyata undangan malah molor. Bikin emosi naik, kasian calon istri yg sudah nyiapin semuanya. Padahal dia udah nyiapin buat undangan jauh-jauh hari. Undangan yg harusnya kelar 1 bulan sebelum hari H ternyata baru kelar 2 minggu sebelum hari H. Mundur 2 minggu, itu juga setelah kita tekan-tekan dan marah-marahin. Udah gitu kualitas kartu undangan ga sesuai ama yg dijanjiin, bikin makin emosi. Tapi ya sudahlah, yang penting undangan ada dulu. Waktu 2 minggu bikin pontang-panting buat ngirim undangan ke para tamu. Apalagi banyak tamu yg dari luar Jakarta, bahkan dari luar Jawa.

Aku cukup pusing juga nyiapin persiapan untuk ngebawa keluarga ke Jakarta dari Sukoharjo. Ada sekitar 35 orang yang harus di boyong ke Jakarta. Itu juga udah dikurang-kurangin, biar ga terlalu banyak. Kalo mau semuanya 100 orang juga bisa lebih. Tapi ya akirnya bisa juga, semua persiapan udah disiapin. Semoga semuanya lancar.

Beberapa hari terakir ini aku jd sering deg-degan, sering kepikiran hari H. Semoga smuanya lancar. Nervous jg kalo udah makin dekat-dekat gini. Mohon doa restu semuanya.

Sunday, August 7, 2011

It's complicated

sometimes i just wanna scream...aloud....
I just not happy with myself..w0rried about one and other things which in certain way will comes (very) soon. I will have a wedding ceremony in less than 2 months ahead. Well, I have my man, off course, but worried about the details which may come..

No, I have my wedding planner team handling all the wishy washy things...thanks God..it comes with a price, tho..
Like I said, I am worried about myself..
what I have now is a job, not a career which I am not satisfied with..and after the wedding, some silly company regulations avoid me for having my own loan for house. Sooo silly since I also work for the company in the same effort, and I pursue for a good career for this company, not just working for 7.30 to 4am and then walked home! FGS, give me my rights!

while my man just saying, dont worry...it just a matter of time, be patient..and then he just go playing some sports from tennis, futsal, badminton, wii-ing, and playing boys toys...dissapearing and leaving me alone with this all things come into my head...all I want is screaming but I couldnt...and as always, it ended with tearsss...an a huge pimple in the morning *sighs*

Gee...now I am hoping for winning a lottery!

Wednesday, June 29, 2011

Ijinkan aku meminang mu...

Tidak terasa ujung dari perjalanan ini semakin dekat. Waktu berjalan memutar perlahan pelan tapi pasti. Detik demi detik berdetak diantara detak jantung. Alhamdulillah, semuanya lancar dan masih dalam progress sesuai jadwal yang ada.

Ahad, 26 Juni 2011. Akhirnya kuberanikan diriku untuk melamarmu. Meminta mu untuk menjadi calon istriku, pendamping hidupku nanti. Sebuah hari yang menjadi titik awal cerah perjalanan kita. Menjadi tonggak resmi cita-cita kita bersama.

Acara lamaran ini cukup rumit juga. Harus ngebawa keluarga besar dari Sukoharjo ke Jakarta cukup melelahkan. Apalagi acara pas di hari liburan gini, tiket pesawat melonjak drastis. Naik 2-3x dari harga normal. Ngebawa satu kompi pasukan keluarga naik pesawat solo-jkt bukan pilihan yang tepat secara ekonomi...hehehe. Terpaksalah naik bis saja dari solo-jkt. Lumayan juga perjalanan darat 14 jam Solo-Jakarta. Terakir kali aku naik bis solo-jkt sekitar 3 tahun yg lalu. Ortu sejak pindah ke Sukoharjo jg udah ga pernah naik bis lg. Jadinya perjalanan panjang ini jadi semacam reuni keluarga tersendiri.

Semua persiapan sudah matang, termasuk niat yang sudah mantap. Alhamdulillah semua acara berjalan lancar. Silaturahim keluarga dan proses lamaran berjalan tanpa halangan suatu apa. Hati ini terasa bahagia dan lega. Satu langkah sudah terlewati, garis finish terlihat semakin dekat. InsyaALLOH diberi kemudahan dan kekuatan untuk menuju kesana. Aamiin.

Sebuah cincin menjadi pertanda cinta kita,
menjadi pengikat kita,
kebersamaan kita,
kebahagiaan kita.

I luv u my future wife...

Monday, February 14, 2011

Obrolan Kecil (Bag. 01)

Ini obrolan kecil antara seorang pria dan seorang wanita. Obrolan biasa sebenarnya, karena yang ngobrol special maka jadi terasa special dan berkenang. Obrolan ini diilhami dari cerita nyata namun dikemas sedemikian rupa agar terlihat menarik. Nama-nama dari pihak yang terlibat disamarkan agar tidak ada tuntutan hukum dari semua pihak.

Obrolan menjelang makan
Cewek: “makan dimana nih?”
Cowok: “Terserah kamu, kan kemarin aku udah milih”
Cewek: “Terserah kamu donk, aku cewek nurut aja”
Cowok: “Ga ah, kemarin kan aku udah. Gantian donk!”
Cewek: “Ya udah, kalo gitu ga usah makan aja” (ngambek mode on)
Cowok: “Yo wis, makan soto aja kalo gitu”
Cewek: “Kan udah itu 2 hari yang lalu”
Cowok: “Lha trus maunya apa?” (udah mulai jengkel)
Cewek: “Pecel aja ya?”
Cowok: “Kenapa ga ngomong dr tadi klo mau makan pecel”
Cewek: “Ya baru kepikiran sekarang”

Cowok: *jleeb* (masih agak sebel)

Obrolan ketika belanja
versi 1
Cewek: “Sepatunya lucu ga?” (sambil nyobain sepatu)
Cowok: “hah..??” (ngeliatin sepatunya)
Cewek: “Iya, ini sepatunya lucu apa ga?” (masih asik nyobain dan nunggu jawaban)
Cowok: “Lucu..??” (makin bingung)
Cewek: “Oh lucu ya, beneran ya lucu..??” (makin antusias)
Cowok: “ Iya-iya lucu…” (Sian-siap mau ketawa)
Cewek: “Lho kok malah ketawa sih?”
Cowok: “Ya tadi nanya lucu apa ga..?”
Cewek: (memasang muka mau ngambek dan jengkel)

Cowok: *jleeeb* (bingung salahnya dimana)

versi 2
Cowok: “Bagus ga kemeja ini..?”
Cewek: “Ga..”
Cowok: “Kalo yang ini..?” (nunjukin kemeja lain)
Cewek: “Ga…”
Cowok: “Kalo yang ini..?” (nunjukin kemeja lain lagi)
Cewek: Ga bagus jg”
Cowok: “Kenapa sih kok semuanya ga bagus?”
Cewek: “Itu semua kemejanya modelnya gede diperut”

Cowok: *jleeeb* (kesindir perut buncit)

Obrolan ketika nyuruh olahraga
versi 1
Cewek: “Kamu suka ga kalo punya istri buncit?”
Cowok: “Kagaklah..”
Cewek: “Makanya kamu jangan buncit!”

Cowok: *jleeeb* (kena lagi)

versi 2
Cewek: “Abis darimana?”
Cowok: “Abis dari kantor”
Cewek: „dari kantor kok keringeten gitu?“
Cowok: Main tenis ama temen-temen kantor“
Cewek: “Kok ga ngajakin?” (mulai agak sebel)
Cowok: “Lha yang main cowok semua”
Cewek: “Lha kan bisa ngajakin”
Cowok: “Emang kamu mau klo diajakin tapi cwek sendiri?”
Cewek: “Ya ga sih, tapi kan bukan berarti ga ngajakin aku kan?”

Cowok: *jleeeb* (bingung)

Obrolan ketika chatting
Obrolan via chat
Cowok: “Udah dulu ya ngobrolnya, udah malem nih, mau tiduur”
Cewek: “Iya, met istirahat ya”
Cowok: “Iya, makasih bb…tidur dulu bye”
Cewek: “bye…”
Beberapa menit kemudian..
Cewek: “Beneran tiduur ya, kan aku masih kangeeen...”
Cowok: zzzzz zzzzz
Esok pagi-nya
Cewek: “Kamu kok semalem tidur sih?”
Cowok: Lha kann udah bilang mau tiduur“
Cewek: Kann aku masiiih kangeeen, kirain km pura-pura mau tidur aja.“

Cowok: *jleeeb*

Obrolan ketika mau ngasih kejutan
Cewek: Kamu mau ngasih apa sih?“
Cowok: ’’Rahasia donk, namanya juga kejutan“
Cewek: ’’Apaan sih? Bilang donk..“
Cowok: "Masa kejutan dibilangin, ga seru donk
Cewek: "Apa sih? Apa sih?“
Cowok: "Ga ah"
Cewek: "Ya udah klo gitu“ (mulai ngambek)
Cowok: "iya deh, iya deh. Aku bilangin tapi clue-nya aja ya (menjelaskan clue-nya panjang lebar kali tinggi)
Cewek: "Ini ya (trus menebak untuk kesekian puluh kali)
Cowok: "Iya bener, kok tau sih?“ (nada kecewa)
Cewek: "Kan aku punya bakat detective"

Cowok: *jleeeb*

I am happy to chat with as long as you are not ngambek....

Thursday, February 10, 2011

3 tahun kebersamaan kita...

idak berasa ternyata udah berjalan tiga tahun saja hubungan kita ini. Perasaan baru mulai kemarin, hehehehe. Tiga tahun berjalan tidak terasa, begitu cepat. Tiga tahun penuh suka duka, penuh canda tawa dan diselingi beberapa tetes air mata. Tidak ada statu perjalanan yang mulus-mulus saja tanpa rintangan dan halangan. Karena sesungguhnya halangan dan rintangan itu yang membuat kita menjadi lebih baik. Menjadikan kita saling memahami satu sama lain, saling membuka diri dan saling menerima. Tidak ada yang sempurna dalam diri seseorang, banyak perbedaan, Namun sebuah hubungan yang sesunggguhnya adalah kemampuan untuk memahami perbedaan untuk dijadikan landasan agar sebuah hubungan menjadi lebih baik. Dan itu yang kita lakukan selama tiga tahun ini, saling memahami perbedaan.

Minggu, 10 Februari 2008. Hari dimana pertama kali aku punya orang yg special dalam hidupku, disamping keluarga ku tentu saja. Sejak awal hubungan ku dengan Hesti diawali dengan keragu-raguan apakah bisa bertahan. Karena aku dan Hesti pada prinspinya punya banyak sekali perbedaan, dari prinsip dan cara pandang hidup. Tapi dari dulu aku yakin bahwa hubungan ini akan berhasil karena aku yakin setiap yang tujuannya baik, insyaAlloh akan diberi kemudahan.

Dan ternyata benar, hubungan ini memang tidak semulus yang dibayangkan. Diawal-awal penuh ribut-ribut, maklum sama-sama keras kepala. Sama-sama ga mau ngalah. Jadinya sempat putus nyambung beberapa kali, tapi kalo ya sudah jodoh tidak kemana. Dari waktu 3 tahun ini, mungkin yg bisa dibilang bener-bener bareng cuma satu tahun aja, yaitu satu tahun pertama di Balikpapan. Setelah itu Hesti kuliah di Aberdeen 1 tahun kemudian pas balik ke Indonesia, aku udah dilapangan dan pulang ke Sukoharjo. Jadinya waktu ketemu jadi lebih terbatas.

Tahun pertama dilalui dengan penuh perjuangan. Perbedaan pendapat dan ribut-ribut kecil selalu terjadi. Kayanya kalo sehari tanpa ribut kok ga afdol. Selalu ada aja yg diributin, ibaratnya suara ketawa aja bisa bikin berantem. Tapi gimana pun dia selalu ngangenin, aku ga bisa marah lebih dari satu hari ama Hesti. Bisa dibilang periode paling berat ya di tahun awal ini. Menyatukan isi dua kepala yang berbera memang tidak mudah. Sesuai dengan pepatah “ berakit-rakit kehulu, berenang renang ketepian, ber-berantem berantem dahulu, bermesra-mesraan kemudian”. Begitulah kisah asmara kita.

Tahun berikutnya dilalui dengan long distance relationship yang emang bener-bener jauh. Antara Indonesia dan Skotlandia, antara Sukoharjo dan Aberdeen. Dengan perbedaan waktu antara 7-8 jam bener-bener jadi tantangan tersendiri. Harus rela-relain tidur malem-malem demi bisa ngobrol murah meriah pake skype dan ym. Perlu diakui bahwa periode ini menjadikan kualitas hubungan kita menjadi lebih baik. Intensitas pertemuan yg sangat jarang dan komunikasi yg terbatas membuat kita jarang ribut, hehehe. Selain itu juga makin menguatkan perasaan kita bahwa kita saling membutuhkan dan saling mencintai satu sama lainnya. Ibaratnya tahun kedua ini adalah masa kepompong, membuat kita saling instropeksi diri.

Tahun ketiga ini kita mulai serius untuk menjalani semuanya, semuanya menjadi lebih mudah setelah Hesti balik dari Aberdeen. Cita-cita dan tujuan kita menjadi sama. Visi misi hidup juga bisa kita samakan. Maka kita ingin melangkah ke tahapan yang lebih tinggi lagi, tahapan yang menjadi harapan dari awal kita bersama. Cita-cita suci menyempurnakan setengah agama. Dan sekarang dalam tahap untuk menyempurnakannya. Dan semoga ditahun berikutnya kita sudah mempunyai status yang berbeda.

Terima kasih cinta untuk 3 tahun yang indah ini, insyaALLOH ditahun depan akan jauh lebih baik dan cita-cita kita bersama akan terkabul. Mari menyongsong masa depan yg lebih cerah.

I will always love you….

Monday, January 31, 2011

Langkah Pertama

Semua hal menakjubkan di dunia ini selalu diawali dengan sebuah langkah kecil. Bisa berupa kesengajaan maupun ketidaksengajaan. Semua diawali dengan tahap pertama yang akan memicu reaksi tahap-tahap berikutnya. Begitu pula keindahan cinta, itupun diawali dengan sebuah tahap langkah pertama untuk mengabadikannya sepanjang massa. Inget prasasti cinta di India yang melegenda, Syah Jehan membuat Taj Mahal untuk mengenang cintanya pada istri tercinta juga diawali dengan pemasangan pualam pertama. Kalo mau cerita cinta lokal yang melegenda juga ada, Bandung Bondowoso membuat seribu candi buat Roro Jongrang juga diawali dengan peletakan batu pertama (walau kalau yg ini, yg ngerjain jin...hehehe).

Cerita cinta ku pun akan diawali dengan langkah pertama juga, langkah pertama yang akan menjadi pemicu langkah-langkah berikutnya. Langkah pertama seharusnya adalah pas ketemu pertama kali, namun karena pertemuan pertama tidak ada kesepakatan diantara kedua belah pihak maka dianggap batal, hehehe (baca post sebelumnya). Maka langkah pertama aku anggap adalah pas pertama kali kita jalan bareng..kencan??? bukan,... jalan bareng.

Jalan bareng ku dengan Hesti terjadi sekitar Akhir 2007, mungkin December. Saat itu masih bulan-bulan awal di Balikpapan, masih nginep di Le Grandeur. Kantor punya acara tahunan semacam pesta besar dengan acara musikal kolosal. Tahun itu acaranya drama musikal dengan tema wayang orang, ceritanya tentang monyet-monyet gitu, aku lupa judulnya apa.

Hesti yg kebetulan berdarah separuh jawa ternyata tertarik buat nonton acara kantor itu. Dia ngajakin temen-temen kantor yg nginep di Le Grandeur buat nonton bareng. Ntah kenapa saat itu hanya aku yg bisa, aku lupa yg lain ga bisa atau udah ada janji ama yg lain. Aku yg orang jawa asli ini tentunya suka nonton wayang orang, walau motivasi sebenernya cuma buat ngejar doorprize. Seumur-umur belum pernah aku dapet dooprize. So akhirnya aku dan Hesti jalan bareng buat nonton wayang.

Sebenernya aku agak canggung juga jalan bareng Hesti. Rasanya agak deg-degan gimana gitu. Jarang-jarangkan bisa jalan ama cwek cakep..hehehhee. Biasanya jalan ama cowok-cowok doank. Saat itu aku tidak merasa bahwa ini akan menjadi tonggak bersejarah hubungan ku dengan Hesti. Tidak terpikir bahwa beberapa bulan kemudian aku akan jadian dengan Hesti hingga sekarang ini. Ini adalah langkah awal yang dimulai dari sebuah ketidaksengajaan, sebuah langkah awal yang mengubah hidup ku selamanya. Langkah pertama dari sebuah rasa cinta.

I love you baby, always.

Tuesday, January 4, 2011

How I Met My Girlfriend

Terinspirasi dari dvd "How I Met Your Mother" 4 season yg gw tonton secara maraton selama liburan ini, gw jadi mencoba mengingat gimana ya pertemuan gw pertama kali ama Hesti. Cerita ini adalah klaim sepihak dari gw, karena dia punya cerita dengan versi yg berbeda. Well, yang pasti takdir yg mempertemukan kita.

Ini cerita versi gw:
Gw ama Hesti satu perusahaan, walo bukan satu kantor. Gw bagian kuli maka ditaruh diluar kantor pusat balikpapan, lebih tepatnya diasingkan di kantor kaleng kerupuk yg disebut portacamp. Kantor ini ga ada kelebihannya selain tahan gempa dan hanyut kalo banjir besar. Sedangkan dia di kantor pusat balikpapan, dia kan di bagian yg bayar gaji, jadinya wajar donk kalo kantornya jauh lebih bagus...hehehe.

Gw pertama kali ketemu Hesti pas diajak makan malam bareng-bareng temen pas awal-awal gw di Balikpapan. Yang gw inget saat itu ada 5 atau 6 orang. 2 cwek dan sisanya cwok, tapi gw agak-agak lupa siapa aja mereka, yang gw inget pasti cuma Hesti aja :p. Saat itu kita makan baso sapi yg di depan BC, bagi warga Balikpapan pasti tau tempat ini...hehehe. Kita saling kenalan dan ngobrol-ngobrol, terus makan dan pulang. Ga ada yg special selain gw menemukan tempat makan bakso yg enak di balikpapan hehehe. Dan sesudah itu gw ga ketemu dia lagi untuk beberapa lama.

Pertemuan kedua terjadi pas gw mau udah 3 bulan di Balikpapan. Ceritanya saat itu gw udah mau presentasi akhir masa percobaan 3 bulan. Karena mau latihan presentasi makanya gw minjem LCD proyektor ke sekretaris di Kantor pusat. Yah, secara gw berkantor di kaleng kerupuk dan tentu saja LCD proyektor pun tidak ada, kalo nyari martil ama tang mungkin ada. Setelah latihan presentasi gw mau balikin lg itu proyektor ke sekretaris, dan pas gw udah kesana mau balikin ternyata sekretarisnya ga ada. Dan kebetulan lagi, ternyata tempat duduk Hesti di depan sekretaris itu. Dan karena gw udah berasa kenal ama dia, makanya gw taruh aja proyektor itu di meja sekretaris dan bilang ke Hesti minta tolong untuk dibilangin ke sekretarisnya. Itu pertemuan kedua.

Pertemuan ketiga adalah pas acara makan-makan perayaan kelulusan masa percobaan gw dikantor. Jadi udah jadi semacam ritual tidak tertulis bahwa setiap orang yg lulus masa percobaan harus mentraktir rekan-rekan yg lain. Kalo tidak mau ataupun pelit dalam mentaktir maka akan diledekin seumur hidup dikantor, kejamnya hukuman sosial. Dan metraktir pun menjadi sebuah keharusan. Saat itu gw emang ga ngundang Hesti, karena emang ga akrab. Tapi ternyata takdir mempertemukan kita. Temen gw ternyata ada yg ngajakin Hesti buat datang, dia sebelumnya nanya gw apa Hesti boleh dateng, gw bilang dateng aja, makin rame makin baik. Selain itu dia juga keliatan kurus, makannya jg pasti ga banyak. Dan dia akhirnya dateng walau telat dan ya kita ngobrol-ngobrol rame-rame.

Nah itu 3 awal pertemuan gw ama Hesti, 3 kejadian yang mengubah hidup gw selamanya.

Setelah kita jadian sekitar beberapa bulan setelah itu, tenyata versi di atas tidaklah sama antara persepsi gw ama dia.

Cerita versi Hesti:
Pertemuan pertama, dia ga ingat sama sekali kalau gw ada di makan malam saat itu.

Pertemuan kedua, dia ga ingat kalo gw nitipin proyektor ke dia, yg dia ingat saat itu ada mas-mas gendut berkulit putih nitipin proyektor dan agak berlagak udah kenal ama dia, padahal dia tidak merasa kenal.

Pertemuan ketiga, dia datang ke acara makan-makan gw namun dia ga tau siapa yg punya acara dan setelah dibilang yg punya acaranya namanya Erik trus dia nanya yg mana yg namanya Erik dan gw saat itu duduk di depan dia. Padahal udah ngobrol ngalor ngidul sebelumnya.

Gw merasa kecewa pas denger cerita versi dia...hehehhee.

Well, kadang kenyataan tidak seperti yg kita bayangkan. Tapi itulah hidup, penuh kejutan-kejutan indah dan tidak terlupakan.

That's How I Met My Lovely Hesti....